Penerapan Teorema Bayes Untuk Mendiagnosa Penyakit yang Diakibatkan oleh Bakteri Treponema Pallidum
Main Article Content
Abstract
Bakteri treponema pallidum merupakan suatu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis. Bakteri Treponema Pallidum dapat ditularkan melalui kontak fisik seperti hubungan seksual sehingga mengakibatkan korban terkena penyakit sifilis. Biasanya hanya sedikit penularan melalui kontak bibir, melalui jarum suntik, atau penularan melalui ibu yang mengidap sifilis tiga tahun pertama ke janinnya. Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat dari bakteri ini ialah ketidaktahuan masyarakat akan gejala dan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri treponema pallidum ini serta proses penyebaran dari bakteri Treponema Pallidum ini. Masyarakat juga banyak yang belum mengetahui bagaimana cara untuk menangani secara dini jika sudah terkena penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini. Pada proses diagnosa dari bakteri Treponema Pallidum ini diperlukan suatu metode probabilitas untuk dapat memberikan tingkat kepercayaan dari hasil diagnosa. Teorema bayes dapat digunakan sebagai metode untuk menentukan tingkat probabilitas dari hasil diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Hasil dari penelitian ini ialah mendiagnosa penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Treponema Pallidum dengan menggunakan Teorema Bayes.
Kata Kunci: Teorema Bayes, Bakteri Treponema Pallidum, Sifilis.Teorema Bayes
Article Details
References
[2] I. Effendi, “Pemeriksaan Molekular Treponema pallidum,” J. Kedokt Meditek, vol. 24, no. 68, 2018.
[3] F. Rachmawati, “Treponema pallidum Resisten Makrolida : Review,” 1st Proceeding Publ. Creat. Res. Med. Lab. Technol. DIV, vol. 1, no. 1, pp. 98–101, 2019.
[4] Y. Arisanti, R. Tanjung, and V. D. Cahyani, “Gambaran Umum Kasus Frambusia Setelah Pengobatan Massal dengan Azitromisin di Kota Jayapura,” Bul. Penelit. Kesehat., vol. 47, no. 2, pp. 77–82, 2019.
[5] H. Sinaga and T. A. Said, “Hasil Pemeriksaan Treponema pallidum Haemagglutination Assay dan Treponema pallidum Rapid pada Penderita Sifilis di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Papua,” J. Penelit. Kesehat. Suara Forikes, vol. 10, no. 2, pp. 88–92, 2019.
[6] N. S. B. Sembiring and M. D. Sinaga, “Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Dari Akibat Bakteri Treponema Pallidum,” CSRID J., vol. 9, no. 3, pp. 180–189, 2017.
[7] N. Rosmawanti and G. P. Kusumawardhani, “MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GAGAL GINJAL MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES,” JUTISI, vol. 9, no. 3, 2020.
[8] F. A. Sianturi, “Analisa metode teorema bayes dalam mendiagnosa keguguran pada ibu hamil berdasarkan jenis makanan,” J. TEKINKOM, vol. 2, no. 1, pp. 87–92, 2019.
[9] P. S. Ramadhan and Tugiono, “Sistem e-pediatric untuk pendiagnosaan eflorsen dermatis menggunakan teorema bayes,” SEBATIK, pp. 242–247, 2019.
[10] F. Bangun and J. R. Sagala, “SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TBC MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES,” J. Tek. Dan Inform., vol. 6, no. 2, 2019.
[11] R. Rachman and S. Moritami, “Sistem Pakar Deteksi Penyakit Refraksi Mata Dengan Metode Teorema Bayes Berbasis Web,” J. Inform., vol. 7, no. 1, pp. 68–76, 2020.
[12] N. Sulardi and A. Witanti, “SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT ANEMIA MENGGUNAKAN TEOREMA BAYES,” J. Tek. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 19–24, 2020.